Proyek pengembangan jilbab yang disebut sebagai Charming-Burka ini mendasarkan pada pemikiran Sigmund Freud, bahwa pakaian merupakan deal antara keinginan menonjolkan daya tarik dengan keberadaan rasa malu. Sedangkan dipilihnya jenis busana jilbab, dikarenakan jilbab cadar (burka) seringkali dianggap sbagai simbol penindasan terhadap kaum wanita.
Diklaim bahwa penggunaan jilbab yang dilengkapi perangkat bluetooth seperti itu tidaklah melanggar hukum Al Qur’an (saya pribadi kurang tahu atas dasar apa). Di sisi lain, jilbab seperti itu dianggap dapat memenuhi kebutuhan hidup banyak wanita muslimah masa kini.
Perangkat bluetooth tersebut bekerja dengan mengirimkan wajah dan detail lain dari tubuh wanita yang difoto ke dalam layar ponsel. Pemakai jilbab dapat memberi lapisan khusus yang digunakan untuk menentukan akan seperti apa dirinya tampak. Lapisan yang dimaksud adalah pakaian dalam atau rangkapan pakaian. Pada layar ponsel akan tampak bahwa wanita dengan burka (jilbab cadar) tergambar tidak menggunakan burka, sesuai dengan lapisan di dalam burka yang telah ditentukan.
Sementara itu, jilbab itu sendiri dilengkapi dengan antena bluetooth dan mikro kontroler dengan menggunakan protokol Object Exchange (OBEX) yang biasa terdapat pada telepon selular masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar